Sabtu, 15 Desember 2012

Kethoprak Ringkes Tjap Tjonthong KI AGENG SURYA MENTARAM





Kali ini di penghujung Tahun2012, Drs. Susilo Nugroho "Den Bagus'e Ngarsa" bersama Kominitas Tjonthong kembali menggelar Pementasan Kethoprak Ringkes Tjap Tjonthong dengan lakon KI AGENG SURYA MENTARAM. Acara yg di dukung "Djarum 76" ini akan diselenggarakan pada 29-30 Desember 2012 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta pukul 20.00 - Selesai.

Kali ini Den Bagus e Ngarsa menuliskan Naskah tentang sosok Pangeran Keraton yang meninggalkan Keraton karena jenuh dengan kehidupan di Keraton. Berikut ringkasan cerita    KI AGENG SURYA MENTARAM :


Pangeran Suryamentaram meninggalkan keraton. Ia mengembara ke tempat tempat keramat ataupun mencari kegiatan lain yang berbeda dengan kebiasaannya di kraton. Ia merasa jenuh dengan keseharian di kraton, karena hanya ketemu yang diperintah dan yang memerintah, yang disembah dan yang menyembah dan ia merasa tidak pernah ketemu orang.

Tumenggung Wiryadirja yang diutus pihak kraton untuk mencari, menemukannya saat sang pangeran sedang menerima borongan untuk memperbaiki sumur. Ketika diajak pulang karena Sultan Sepuh ( HB VII ) sakit. Ia menolak. Tetapi disaat bersamaan, ia pulang untuk menjenguk ayahnya tersebut. Perilaku aneh ini menimbulkan kekaguman Demang Kroya sebagai pemberi order borongan, tetapi sangat menjengkelkan Wiryadirja.

Kejengkelan Wiryadirja semakin memuncak ketika pemakaman HB VII, pangeran Suryamentaram berpakaian aneh dan jajan dawet di tepi jalan. Suatu perilaku yang sangat menyimpang dari kebesaran seorang pangeran.  Akibatnya Wiryadirja mengambil sikap yang berlawanan. Pangeran Suryamentaram yang dianggap bertindak seenaknya sendiri, dia lawan dengan kegiatan yang heroik seperti melatih silat dan ilmu kanuragan lain yang suatu saat nanti akan berguna bagi negara.

Pangeran Suryamentaram tetap bertingkah aneh. Dan ternyata perilaku itu adalah proses belajar bagi Ki Ageng Suryamentaram. Dari berbagai pengalaman yang telah dijalani, ia rumuskan menjadi pengetahuan. Kemudian dengan suka rela ia sebarkan kepada masyarakat. Pengetahuan itu diantaranya: keinginan manusia itu bersifat mulur mungkret ; Manusia memiliki rasa sama ; Agar mencapai kebahagiaan, seseorang harus mampu menjalankan sa-enem dll.

Karena sering memberi ceramah, maka Ia banyak didatangi orang untuk dimintai pertolongan yang sering di luar kemampuannya, seperti : Demang Kroya yang minta doa restu agar anaknya cepat dapat jodoh; Sranta yang minta jimat agar cepat kaya dll. Semua dihadapi dengan santai dan jujur bahwa ia tidak mampu menolong. 

Di saat terjadi peperangan melanda negeri ini, Wiryadirja terpaksa menemui Ki Ageng Suryamentaram karena apa yang ia perbuat selama ini tidak dapat digunakan untuk modal berperang atau membela negara. Dan di luar dugaan Ki Ageng Suryamentaram yang dianggap seenaknya, ternyata memiliki jiwa nasionalis yang tinggi pula. Ia bersama beberapa orang telah mendirikan prajurit Pembela Tanah Air. Wiryadirja merasa anggapannya selama ini keliru dan bersedia membantu kegiatan Ki Ageng Suryamentaram.
Setelah negara dalam keadaan aman Ki Ageng Suryamentaram melanjutkan kegiatan dengan memberi ceramah ke berbagai tempat. Pada suatu kali, saat berceramah, tiba tiba ia jatuh sakit. Menjelang kematiannya, ia masih menemukan pengetahuan baru yaitu puncak belajar ilmu jiwa adalah bila seseorang mampu memahami gagasannya sendiri.

Demikian tadi sedikit ringkasan cerita dari pementasn kethoprak KI AGENG SURYA MENTARAM. Tentunya pada pementasan nanti akan ditampilkan adegan2 heroik, percintaan dan adegan2 yang akan mengocok perut anda. Anda dapat menyaksikan pementasan ini dengan membeli tiket VIP Rp. 25.000,- dan Tiket Lesehan Rp. 15.000,-. Bagi anda yang sedang berlibur akhir tahun ke Jogja silahkan sempatkan diri untuk menyaksikan pementasan kethoprak ini. Jangan bilang sudah ke Jogja kalo belum menyaksikan Pertunjukan Seni Tradisi.

Selamat Berlibur dan TERTAWAAAAA.........

Pemain :

Rini Widyastuti, Susilo Nugroho, Marwoto Kawer,  Hargi Sundari,  Bagong Trisgunanto,  Bayu Saptama,  Sudiharjo "Sronto",  Novi Kalur,  Rio Pujangkoro,  Ngatirah,  Sarjono,  Konsepsiarno,  Nicky.


Tim Artistik
Naskah

Drs. Susilo Nugroho “Den Baguse Ngarsa”
Tim Sutradara

Marwoto “Kawer”


Drs. Susilo Nugroho “Den Baguse Ngarsa”
Penata Artistik

Rio Pujangkoro
Penata Iringan

Warsana “Kliwir”.,S.Sn.,M.Sn.
Stage Manager

Nano Asmorondono
Lighting

Edo Nurcahyo
Penata kostum

Rini Widyastuti

Pengiring :
Warsana “Kliwir”.,S.Sn.,M.Sn.
Catur “Benyek” Kuncoro
maryono “Jeep”
Doyok Kadipiro.,S.Kar.
Anom Wibowo.,S.Sn.
Anon Dugul









Selasa, 27 Maret 2012

Kethoprak Ringkes Tjap Tjonthong SATRIYA KINUNJARA


Komunitas Conthong Jogjakarta kembali menggelar pementasan Kethoprak Ringkes Tjap Tjonthong Pada bulan April 2012. Setelah sebelumnya sukses menggarap Pemetasan di bulan Desember 2011 dengan judul SURYA KEMBAR, kini Marwoto Kawer, Drs. Susilo "Den Bagus e Ngarsa" dan kawan-kawan akan mementaskan lakon SATRIYA KINUNJARA. Adapun ringkasan cerita sebagai berikut :

Mas Rara Telatsih mendapat hukuman penjara karena dituduh telah membunuh Raden Ayu Perjiwati selingkuhan Walika, suaminya. Berbagai upaya telah ia upayakan bersama pembelanya, Raden Mas Darmakari, tetapi gagal.

Pada saat menjalani hukuman muncul persoalan baru. Walika menuntut cerai. Sebagai suami ia merasa tidak mendapat pelayanan yang baik dari isterinya. Mas Rara Telatsih dan Raden Mas Darmakari mengalami kegagalan kedua. Tuntutan Walika dikabulkan pengadilan.

Setelah selesai menjalani hukuman, Mas Rara Telatsih dihinggapi rasa ketakutan, karena diteror keluarga Raden Ayu Perjiwati. Kemudian Ia mengambil jalan pintas, meninggalkan daerahnya, mencari kehidupan baru di lain daerah.

Di daerah baru tersebut Mas Rara Telatsih ketemu Raden Ayu Perjiwati yang ternyata sudah hidup berumah tangga bersama Walika. Dan terjadilah pertengkaran hebat antara Mas Rara Telatsih dan Raden Ayu Perjiwati. Dalam pertengkaran itu Raden Ayu Perjiwati mati. Mas Rara Telatsih pun segera ditangkap dan ditahan.

Mendengar kasus yang menimpa Mas Rara Telatsih, Raden Mas Darmakari menemui bekas kliennya itu. Ia berharap agar dapat menjadi pembelanya lagi. Ia sangat berharap, karena kekalahan dua kali dan berhadapan dengan pembela yang sama yaitu Raden Mas Kardama membuatnya bernafsu untuk mengalahkannya. Dendam persaingan dengan orang seprofesi tidak bisa dihindari.

Tawaran Raden Mas Darmakari ditolak Mas Rara Telatsih. Ia jera, karena selalu kalah saat dibelanya. Mas Rara Telatsih memilih Raden Mas Kardama sebagai pembela. Raden Mas Darmakari sangat kecewa dengan keputusan Mas Rara Telatsih, tetapi tidak bisa berbuat apa apa.

Pada saat yang sama muncul Walika yang meminta Raden Mas Darmakari agar bersedia menjadi pembelanya. Ia menjadi sangat bingung, karena merasa dirinya pasti akan dikalahkan lagi oleh Raden Mas Kardama. Raden Mas Darmakari kemudian menolak permintaan Walika. Ia ingin menjadi pembela yang selalu membela yang benar. Tetapi karena penolakannya, justru ia dijerumuskan dalam penjara. Walika melalui Raden Mas Kardama telah menuntut bahwa dirinya telah melanggar sumpah pembela yang harus bersedia membela siapapun juga.

Karya : Drs. Susilo Nugroho "Den Baguse Ngarsa”
Tim Sutradara : Marwoto "Kawer” dan Susilo Nugroho "Den Baguse Ngarsa”
Pimpinan Produksi : Nicky Nazaready S.Pd

Pemain : ­
Rini Widyastuti, Susilo Nugroho, Marwoto Kawer, Hargi Sundari,
Bagong Trisgunanto, Mijanta, Sudiharjo, Novi Kalur,
Rio Pujangkoro, Yuningsih, Sarjono, Konsepsiarno
Pemusik :
Warsana “Kliwir” S.sn, M.sn. | Catur “Benyek” Kuncoro | Maryono “Jeep”|
Doyok Kadipiro S.kar. | Anom Wibowo S.Sn.Anon Dugul

Tidak dapat dipungkiri, sebagai bagian dari seni pertunjukan, kethoprak ringkes harus dapat membuat sajian yang dinamis dan komunikatif. Kethoprak ringkes mencoba memasukkan unsur humor, mengangkat problem problem aktual kemasyarakatan, ceritera baru dan content baru dalam setiap pementasannya.

Upaya di atas menyebabkan tampilan kethoprak ringkes menjadi jauh berbeda dengan kethoprak konvensional, meskipun rasa kethoprak konvensional masih ada. Justru dengan perbedaan ini tidak akan terjadi kondisi stagnan dalam dunia kethoprak.

Pementasan Kethoprak ini dapat anda saksikan pada Tnggal 22-23 APRIL 2012 pukul 20.00 WIB di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. HTM : Festival : Rp. 15.000 dan VIP : 25.000.